Hari ini sudah melalui hari lebaran atau hari
raya idul fitri yang sudah ditunggu-tunggu oleh banyak orang, sehingga waktu
berkumpul keluargalah yang kita nantikan sebagai tanda hari kemenangan umat
muslim seluruh dunia, hari lebaran identik dengan hari bermaaaf-maafan sesama
keluarga, teman, rekan kerja, tetangga, sahabat, dan bahkan terkadang orang
yang baru kita temui dijalan pun bermaaf-maafan hehehe. sehingga hari lebaran
merupakan hari spesial dan hari yang sangat berkesan, maklum hari tersebut
terjadi setahun sekali sehingga wajar menjadi hari yang selalu dinanti. Selain
hari bermaaf-maafan, juga banyak yang dikangenin dari raya idul fitri ini, dari
hal perayaan yang dilakukan oleh masing-masing daerah berbeda sampai makanan
khas lebaran yang selalu menemani dikala kumpul bareng keluarga, contoh
makanan-makanan khas lebaran sendiri sebagai berikut:
woww terasa sangat nikmat kalau kita bayangin makan bersama keluarga sambil cerita dan tertawa hehehee
Ucapan permintaan maaf yang sering kita dengar
dan juga sering kita praktekan adalah “minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir
dan batin” sambil bersalaman, tetapi ada yang berbeda dari lebaran kali ini
yaitu ada tamu yang sebenarnya tidak kita inginkan kehadiranya, tamu tersebut
adalah virus yang bernama corona atau covid 19, mau tidak mau tahun ini
kita merayakan idul fitri bersama virus tersebut. Sehingga corona juga
mengucapkan minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin. Corona
mengucapkan permintaan maaf tersebut juga disertai maksud bahwa corona sendiri
pun ingin pulang, karena adanya corona di kehidupan kita bukan atas
keinginanya, tetapi corona merasa terpanggil yang disebabkan oleh cara hidup
manusia yang kurang bisa menjaga kebersihan sehingga sebenarnya corona pun
tersesat ke kehidupan manusia (virus baru).
Permintaan maaf corona tersebut menandakan
bahwa sudah cukup perjalananya di kehidupan kita, virus ini sendiri pun ingin
pulang untuk berkumpul dengan kerabat mereka. Virus corona sudah bosan berada
di kehidupan ini, jadi kita juga harus manghargai mereka, kita sebagai manusia
memiliki keinginan untuk bisa berkumpul bersama keluarga di momen yang spesial
ini. Begitupun mereka, mereka sudah bosan menyambung rantai untuk
berpindah-pindah dari manusia satu ke manusia yang lainya.
Banyak manusia yang mengeluh dan menyuruh
corona ini untuk pulang atau hilang, tanpa kita sadari virus corona juga ingin
banget untuk pulang supaya dapat berkumpul bersama keluarga mereka seperti
halnya kita, tetapi keinginan mereka selalu terhambat oleh kehidupan kita-kita
yang masih kangen akan kehadiran virus ini, dan ternyata tidak sedikit juga
dari kita yang tetap menginginkan virus ini tetap ada, hal tersebut terbukti
bahwa masih banyak dari kita yang tetap berkumpul rame-rame, tetap berkunjung
ke mall, tetap tidak melakukan sosial distancing, dan masih banyak lagi
contoh-contoh ketidak inginan kita untuk corona pulang, karena hal-hal
tersebutlah yang membuat terus memanjangnya rantai penyebaran virus ini,
sehingga virus ini pun makin susah untuk pulang.
Kita sebagai manusia sangat menginginkan waktu
untuk bisa berkumpul bareng keluarga, oleh karena itu ayoklah kita bantu virus
ini untuk pulang, karena dengan kita membantu mereka pulang kita juga bakal
dapat dengan tenang berkumpul bareng keluarga tanpa adanya rasa takut yang
menyelimuti, sebenarnya sudah banyak juga dari kita yang membantu virus ini
untuk pulang, contohnya adalah tenaga medis, polisi, para relawan yang siang
malam terus bekerja supaya virus ini bisa pulang dengan cara menyembuhkan
pasien-pasien yang terinfeksi, memutus rantai penyebaran virus, mensterilkan
lingkungan dan lain-lain. Virus corona juga sangat berterima kasih kepada para
manusia yang turut membantu mereka untuk pulang, tetapi apa daya tetap aja ada
dari kita-kita yang terus saja menarik layaknya magnet supaya virus ini tetap
ada. Memang seberapa sayang sih kita terhadap virus ini sehingga tidak
memperbolehkan virus ini pulang? Hmmm, kalau saya pribadi sangat ingin mereka
pulang supaya dapat berkumpul dengan keluarga mereka, begitupun saya.
